tigasrikandi.com – Sukabumi, Upaya menekan angka stunting di Kabupaten Sukabumi semakin menunjukkan hasil positif. Melalui program intervensi gizi berbasis pangan lokal, Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi menyalurkan bantuan pangan bergizi berupa ikan mas segar, ikan nila segar, dan olahan abon ikan kepada keluarga berisiko stunting di 55 desa prioritas.
Program ini berlangsung bertahap pada Desember 2024, melibatkan pemerintah desa dan kader posyandu sebagai ujung tombak distribusi langsung kepada keluarga penerima manfaat. Setiap desa rata-rata menyalurkan bantuan untuk 80–90 keluarga, dengan variasi jenis bantuan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah.
“Ikan adalah sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang lebih unggul dibandingkan protein hewani lain. Rutin mengonsumsi ikan terbukti mencegah stunting pada anak. Kami ingin memastikan ibu hamil dan anak-anak di Sukabumi bisa memperoleh gizi terbaik melalui produk perikanan lokal,” jelas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi.
Menariknya, bantuan ini tidak hanya menyasar peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi strategi menggerakkan ekonomi lokal. Sebanyak 18 desa mendapatkan abon ikan, 18 desa memperoleh ikan nila segar, dan 19 desa menerima ikan mas segar. Skema ini dipilih untuk sekaligus mendorong tumbuhnya usaha perikanan, baik pembudidaya maupun pelaku UMKM pengolahan ikan.
“Kami memilih tiga komoditas berbeda agar banyak pelaku usaha perikanan di Sukabumi ikut merasakan dampak positif. Program ini sekaligus menjadi sarana promosi produk perikanan agar masyarakat semakin gemar makan ikan,” tambahnya.
Meski berjalan lancar, proses distribusi sempat terkendala bencana alam di beberapa wilayah. Hujan deras yang memicu longsor, banjir, dan pergerakan tanah di Kecamatan Jampangkulon, Cidolog, Surade, dan Lengkong membuat pengiriman terhambat. Bahkan, gangguan jaringan komunikasi akibat listrik padam di Surade memperlambat koordinasi. Atas kondisi tersebut, Dinas Perikanan menyesuaikan jadwal distribusi dengan membuat adendum perpanjangan waktu.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Mei 2025, prevalensi stunting di Kabupaten Sukabumi berhasil turun signifikan dari 27% pada 2023 menjadi 20,5% pada 2024. Walau masih di atas target nasional 14%, capaian ini menjadi bukti awal efektivitas intervensi lintas sektor, termasuk program pangan bergizi berbasis ikan.
Kepala Dinas Perikanan menegaskan bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan, melainkan juga menyangkut kualitas generasi masa depan. Stunting berdampak pada perkembangan otak, daya tahan tubuh, hingga produktivitas anak saat dewasa.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 400.7.1/kep-401/Bappelitbangda/2023 tentang Lokus Prioritas Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi 2024. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam menurunkan prevalensi stunting.
“Kami ingin memastikan setiap anak di Sukabumi tumbuh sehat, cerdas, dan produktif. Ini bukan hanya soal bantuan pangan, tapi tentang membangun generasi emas yang akan membawa Sukabumi lebih maju di masa depan,” pungkasnya.